Sabtu, 29 Oktober 2022

Pembekalan materi Numerasi Fasda Kelas Awal

Muaro Jambi -Sebanyak sepuluh orang Fasilitator Daerah (Fasda) Tanoto Foundation Kabupaten Muaro Jambi hari ini melakukan diskusi penguatan materi Numerasi di SDN 52 Leban Karas, Kelurahan Pijoan, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi. (29/10)

Acara yang dipandu Training Specialist (TS) SD Tanoto Foundation, Makhlon Tnunay ini dimulai pukul 9 pagi dan berakhir pukul 12.30 WIB 

Adapun bahasan materi diskusi yakni seputar Numerasi yang akan dijadikan bekal kepada guru-guru kelas awal pada sekolah dasar yang menjadi mitra Tanoto Foundation. 

"Kita punya 6 materi yang akan kita share kepada para guru dan akan dilakukan sebanyak tiga sesi. Semuanya tatap muka" Papar Makhlon. 

Saat sesi diskusi tersebut berlangsung, ada agenda lain juga yang dilakukan di SD N 52 Leban Karas yakni kegiatan rutin bulanan KKG Kecamatan Jambi Luar Kota. Turut hadir di kesempatan itu salah satu pengawas SD, bapak Sunarto dan ketua gugus, ibu Aspriyanti yang merupakan kepala sekolah SDN 82 Muaro Jambi. 

Penulis: M. Faisal

Fasda Kelas Awal TF Muaro Jambi






Selasa, 25 Oktober 2022

Suku-Suku Pertama di Provinsi Jambi

Suku-suku Asli yang Mendiami Provinsi Jambi



Oleh: M. Faisal, Guru SDN 214/IX Bukit Jaya Kabupaten Muaro Jambi, Jambi   

Mhdfaisaljambi.Blogspot.com-Provinsi Jambi merupakan salah satu dari 10 Provinsi yang ada di Pulau Sumatera. Berdasarkan Sensus Penduduk 2020, Provinsi Jambi dihuni lebih kurang sebanyak 3,55 juta penduduk.  Provinsi Jambi resmi menjadi sebuah provinsi otonom berdasarkan UU Darurat Nomor 19 Tahun 1957 yang kemudian ditetapkan menjadi UU Nomor 61 Tahun 1958.  Penduduk yang mendiami wilayah Jambi merupakan gabungan dari beberapa suku yang sudah lama menetap, kemudian ditambah pendatang dari suku dan provinsi lain seperti Jawa, Bugis, Batak, Minang, dan lainnya. 

Suku-suku asli yang mendiami provinsi Jambi, sebagai berikut:

Suku Batin   
Suku Batin adalah suku Melayu di provinsi Jambi di bagian pedalaman Pulau Sumatera. Suku ini menggunakan bahasa Melayu dengan dialek Jambi. Suku Batin kebanyakan beragama Islam, tetapi menganut sistem matrinlineal.  Orang Batin suka hidup berpindah-pindah dan berjiwa gotong royong. Masyarakat Batin berasal dari orang yang mendiami daerah pegunungan. Kebudayaan orang Batin merupakan kebudayaan berunsur Melayu dan beberapa mengalami perpaduan dengan budaya Minangkabau. Suku Batin mendiami sekitar Pegunungan Bukit Barisan, Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Merangin, Kabupaten Bungo, dan Kabupaten Tebo di Provinsi Jambi. Wilayahnya meliputi Jangkat, Muara Siau, Bangko, Tabir, Pauh, Muara Bungo, Rantau Pandan, Tebo Ulu, dan Tebo Ilir. Masyarakat Batin mulai menempati tempat-tempat tersebut diperkirakan sekitar abad pertama Masehi.

Suku Kubu  
Suku Kubu atau juga dikenal dengan “Suku Anak Dalam” merupakan penyebutan untuk masyarakat yang tinggal di kawasan hutan dataran rendah di Sumatera Tengah khususnya Jambi.
Penyebutan ini mengeneralisasi dua kelompok masyarakat yaitu Orang Rimba dan Suku Batin Sembilan. Kubu berasal dari kata ngubu atau ngubun dari bahasa Melayu yang berarti bersembunyi di dalam hutan.

Orang sekitar menyebut suku ini sebagai “Suku Kubu”. Namun, baik Orang Rimba maupun Batin Sembilan tidak ada yang menyebut diri dan kelompok mereka sebagai Suku Kubu. Oleh karena itu, panggilan ini kurang disukai karena bermakna peyorasi atau merendahkan.  Sebaran Orang Rimba di Jambi berada di kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas (TNBD). Sebagian kecil ada di wilayah selatan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT).

Orang Rimba juga dapat ditemukan di hutan-hutan sekunder dan perkebunan kelapa sawit sepanjang jalan lintas Sumatera hingga ke batas Sumatera Selatan. Mayoritas suku Anak Dalam menganut kepercayaan animisme atau kepercayaan kepada agama tradisional. Akan tetapi, beberapa keluarga khususnya kelompok yang hidup di kawasan jalan lintas Sumatera telah beragama Kristen atau Islam. 

Suku Melayu 
Melayu Indonesia adalah Suku Melayu yang tinggal di Indonesia. Ada sejumlah kerajaan Melayu di Indonesia yang berada di pesisir timur Sumatera dan Kalimantan Barat.

Ada beberapa kerajaan Melayu yang terkenal di antaranya adalah Siak Sri Indrapura, Kesultanan Deli, Kesultanan Riau Lingga, Kesultanan Jambi, dan Kesultanan Palembang. Sumatera adalah pusat penyebaran bahasa Melayu, yang saat ini menjangkau sebagian Asia Tenggara. Bahasa Indonesia, yang merupakan bahasa resmi negara dan lingua franca, didasarkan pada bahasa Melayu Riau. Bahasa Melayu memiliki sejarah panjang, yang memiliki catatan sastra hingga abad ke-7 Masehi. Prasasti Melayu awal yang terkenal, Prasasti Kedukan Bukit, ditemukan oleh orang Belanda M. Batenburg pada tanggal 29 November 1920, di Kedukan Bukit, Sumatera Selatan, di tepi sungai Tatang, anak sungai Musi.

Prasasti Melayu berbentuk batu kecil berukuran 45 x 80 sentimeter. Teks prasasti ini ditulis dalam bahasa Melayu Kuno, yang diperkirakan sebagai nenek moyang bahasa Melayu saat ini dan variannya.

Suku Anak Dalam Batin Sembilan  
Suku Anak Dalam (SAD) Batin adalah kelompok suku lokal yang salah satunya bermukim di Desa Tanjung Lebar, Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Keberadaan SAD Batin Sembilan telah ada sejak sebelum masa kemerdekaan juga sejak Desa Tanjung Lebar masih berstatus sebagai dusun sebelum tahun 1981.

Semenjak diberlakukan Undang-Undang Desa pada tahun 1979, banyak perubahan yang dihadapi oleh SAD Batin Sembilan seiring dengan perubahan status dusun menjadi desa tersebut. Perubahan tersebut disusul oleh adanya gelombang besar kedatangan masyarakat pendatang akibat adanya kebijakan transmigrasi dan perhutani, perusahaan, maupun penduduk wilayah lain yang datang dengan sendirinya untuk membuka ladang baru.  SAD Batin Sembilan telah membaur dengan suku bangsa lain dan sulit dikenali perbedaannya. Mereka tidak lagi hidup bergerombol dalam sukunya, sebagaimana yang dilakukan oleh Orang Rimba.  SAD Batin Sembilan juga telah menggunakan pakaian layaknya masyarakat pada umumnya dan memanfaatkan teknologi modern seperti alat komunikasi, kendaraan bermotor, dan sarana hiburan.

Selain itu, SAD Batin Sembilan juga telah hidup menetap dalam kurun waktu lama serta membuka hubungan atau komunikasi dengan pihak di luar kelompok suku mereka.  Meskipun demikian, SAD Batin Sembilan tidak serta merta sepenuhnya terpengaruh dengan hal-hal yang dibawa komunitas dari komunitas mereka. Mereka justru banyak belajar untuk menyerap pengetahuan dan pengaruh yang dibawa pihak luar untuk mempertahankan eksistensi mereka sebagai SAD. Hal itu juga justru menjadikan mereka mampu mempertahankan dan merekonstruksi adat agar tetap memiliki identitas sebagai Suku Anak Dalam.

Suku Duano Tanjung Solok  
Suku Duano Tanjung Solok adalah suku asli yang terletak di Tanjung Solok, Kecamatan Kuala Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi yang berpusat di Jalan Trio Perkasa. Kebanyakan suku Duano Tanjung Solok berprofesi sebagai nelayan dikarenakan tempat tinggalnya terletak di tepi muara sungai Batanghari. Selain menetap di Tanjung Solok, masyarakat Suku Duano banyak ditemukan di Sungai Belah, Concong Luar, Concong Dalam, serta Kuala Enok. Di Provinsi Jambi selain di Tanjung Solok Kabupaten Tanjung Jabung Timur, masyarakat Suku Duano dapat juga kita temukan di Kampung Nelayan Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Suku Kerinci 
Suku Kerinci adalah kelompok etnik pribumi Sumatera yang mendiami wilayah Kabupaten Kerinci, Kota Sungai Penuh, Jambi, Indonesia dan daerah lainnya. Suku bangsa ini banyak berpusat di Kabupaten Kerinci yang terletak dekat perbatasan Provinsi Sumatera Barat.

Secara topografi Kabupaten Kerinci memiliki tanah berbukit dan berlembah dalam deretan Pegunungan Bukit Barisan dengan puncak tertinggi Gunung Kerinci.

Nama Kerinci berasal dari bahasa Tamil, yaitu nama bunga kurinji (Strobilanthes kunthiana) yang tumbuh di India Selatan yang mekarnya satu kali selama dua belas tahun. Karena itu Kurinji juga merujuk pada kawasan pegunungan. Dapat dipastikan bahwa hubungan Kerinci dengan India telah terjalin sejak lama dan nama Kerinci sendiri diberikan oleh pedagang India Tamil. Suku Kerinci memiliki aksara yang disebut aksara incung yang merupakan salah satu variasi surat ulu.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Suku-suku yang Mendiami Provinsi Jambi", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/skola/read/2022/06/30/170000969/suku-suku-yang-mendiami-provinsi-jambi?page=4.

Penulis : M. Faisal
Editor : Serafica Gischa


Senin, 24 Oktober 2022

CEO Tanoto Foundation Jakarta kunjungi Fasda di Kantor TF Muaro Jambi


SENGETI-Bertempat di gedung Tanoto Foundation yang baru di Lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Muaro Jambi, Bapak Satrio selaku CEO Global Tanoto Foundation hari ini (24/10) menyambangi para Fasilitator Daerah (Fasda) SD dan SMP guna bersilaturrahmi, evaluasi serta tanya jawab. Sebelumnya, pak Satrio beserta rombongan menyempatkan diri mengunjungi SDN 67 Muaro Jambi guna berdialog langsung dengan para siswa dan guru. 

Dalam kesempatan dialog di Kantor Tanoto Foundation ini hadir pula Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Muaro Jambi, Bapak Firdaus, Bapak Suirman selaku Kabid SMP, Kabid SD bapak Sabki, Bapak Makhlon Tnunay selaku Training Specialist (TS) dan ibu Monika Harahap selaku District Coordinator (DC). Dalam sambutannya pak Firdaus menyatakan sangat terbantu dengan program-program yang dijalankan Tanoto Foundation dan berharap agar program ini dapat berlanjut. 

Pada sesi tanya jawab, banyak hal yang didiskusikan antara CEO Tanoto Foundation dengan para Fasda diantaranya saling bertukar pikiran mengenai sistem belajar baik luring maupun daring, kendala di lapangan serta berbagai paktik baik. 

Ervina, Fasda Bahasa Inggris SMP menyebutkan satu permasalahan terkait kesiapan Fasda ketika penyampaian program melalui Blended Learning, "Selama ini kita telah menjalankan sistem daring dan luring bahkan menggabungkan keduanya (Blended), namun ada hal yang menjadi kendala bagi kami yakni ketika kami ingin menyampaikan materi kekhasan mapel, kami menerima materi melalui Training of Trainer (ToT) melalui zoom meeting sedangkan selang beberapa hari setelahnya, kami harus turun ke lapangan untuk berbagi praktik secara langsung. kondisi ini benar-benar membuat kami harus menggali sendiri materi tambahan agar penyampaian kami maksimal sehingga tidak salah penyampaiannya di lapangan" tutur beliau. Harapannya, ToT kedepannya dilaksanakan secara Tatap muka agar pembekalan materinya lebih matang. 

Permasalahan jangkauan internet juga menjadi topik yang menarik yang dibahas, karena secara tidak langsung PJJ membekali kita semua untuk lebih peka dengan teknologi, tak hanya zoom saja namun juga applikasi lain yang menunjang pembelajaran. 

Di ujung sesi, bapak Satrio menjelaskan tentang pentingnya literasi di galakkan di sekolah, bukan hanya ditujukan untuk para siswa namun juga untuk seluruh warga sekolah seperti para guru serta orang tua siswa. untuk mewujudkan hal ini, Tanoto Foundation akan memberikan bantuan buku penunjang seperti buku Fiksi ke sekolah sekolah mitra yang berjumlah 40 Sekolah. Lebih jauh Satrio mengajak semua elemen untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa untuk mendongkrak rangking Literasi Indonesia yang masih jauh ketinggalan dibandung negara lain.

Menanggapi hal ini, ibu Yasminar. Fasda Kelas awal SD mengajukan kepada TF agar bantuan ini sebaiknya tidak hanya diberikan kepada sekolah mitra tetapi juga sekolah tempat tugas Fasda karena banyak diantara Fasda ini berasal dari sekolah non mitra. 

" Melalui forum ini saya mohon kepada pak Satrio, agar kami yang dari sekolah non-mitra juga diperhatikan. mohon kiranya agar kami juga diberikan bantuan buku tersebut." Ungkap bu Yasminar.

Senada dengan hal ini, di tempat terpisah, pak Akmal yang merupakan salah satu dari Fasda MBS juga membenarkan hal ini. menurut beliau program ini berimbas pada sekolah yang ia pimpin. bahkan pada tahun lalu (2021) Sekolahnya sudah melaksanakan sebuah kegiatan bertajuk "Pekan Literasi Sekolah" yang juga melibatkan keaktifan para orang tua siswa secara langsung diantaranya lomba Story Telling orang tua siswa, kolaborasi tari daerah antara siswa dan orang tua serta lomba mewarnai student and mom. 

Terakhir, para Fasda beserta CEO Tanoto Foundation, Kepala Dinas Pendidikan serta pejabat lainnya di lingkungan Dinas pendidikan dan kebudayaan melakukan sesi foto bersama  sebelum mereka bertolak ke Universitas Jambi guna melakukan dialog serupa. (Senin, 24/10)

Penulis: M. Faisal

Photo: Fitri/ Dokumentasi TF


Sabtu, 22 Oktober 2022

Perkembangbiakan Tumbuhan Secara Vegetatif

Oleh: M. Faisal, Guru SDN 214/IX Bukit Jaya, Muaro Jambi, Jambi   

MhdFaisalJambiBlogspot.com - Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang juga berkembangbiak. Perkembangbiakan tumbuhan secara garis besar dapat dibagi dengan dua cara, yaitu generatif dan secara vegetatif. Perkembangbiakan generatif adalah secara kawin, yaitu melalui penyerbukan  yang melibatkan putik dan benang sari sehingga menghasilkan biji yang dapat tumbuh kembali menjadi tanaman baru. Sedangkan perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan adalah sebuah proses perkembangbiakan pada tumbuhan secara tidak kawin. Perkembangbiakan secara vegetatif dibedakan menjadi dua cara, yakni vegetatif alami dan vegetatif buatan. Perkembangbiakkan tumbuhan secara vegetatif alami bisa dilakukan dengan cara menanam bagian dari tubuh induknya. Jadi, bagian-bagian tubuh pada tumbuhan, seperti batang, umbi, akar tinggal, geragih, tunas atau daun akan ditanam untuk proses perkembangbiakan. Sementara perkembangbiakan vegetatif buatan adalah perkembangbiakan secara tidak kawin, yang dilakukan melalui bantuan manusia. 

Biasanya hanya tanaman tertentu saja yang sengaja dikembangbiakkan dengan rekayasa. Hal itu bertujuan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Perkembangbiakan secara vegetatif buatan dilakukan dengan beberapa cara, seperti melalui stek, cangkok, okulasi (menempel), dan enten (menyambung). Berikut penjelasannya:  Teknik stek Stek adalah cara perbanyakan tumbuhan dengan cara memotong bagian tubuh batang induk, lalu menancapkannya ke media tanam. Tanaman yang dapat di-stek, yaitu batang yang baik seperti singkong, tebu, mawar, labu, lemon, kelor, aglonema dan lain lain. Untuk jenis aglonema, kita dapat memotong 2-3 ruas batang, lalu memendamnya di dalam tanah yang subur. Pada usia tanam 20-30 hari, sudah bermunculan jarum jarum yang akan tumbuh menjadi daun aglonema.

Teknik cangkok 

Mencangkok merupakan kegiatan mengerat kulit dahan pohon tertentu sepanjang 8-10 sentimeter atau lebih tergantung besarnya diameter dahan yang akan dicangkok. Kulit dahan tersebut dibuang kemudian lendirnya dibersihkan sehingga tidak ada lagi bekas kambium tersisa. Kemudian menggunakan tumbuhan lain sebagai perangsang munculnya akar, seoerti bawang merah atau lendir lidah buaya yang dioleskan pada bagian batang yang sudah terkelupas tadi. Langkah selanjutnya yaitu membungkusnya dengan plastik atau sabut kelapa yang diisi media tanam yang baik seperti tanah humus, cocopeat, atau media lainnya. Kelebihan okulasi adalah dari sifat tanaman baru, tanaman akan sama persis dengan induk baik bentuk buah maupun rasanya, namun biasanya mudah tumbang karena tidak memiliki akar tunggang.

Teknik okulasi (menempel) 

Okulasi merupakan cara pengembangbiakan tumbuhan dengan cara menempelkan mata tunas tanaman dewasa kepada tumbuhan baru. Tunas yang diambil adalah tunas dari pohon yang sudah berbuah dan berumur cukup tua. Sedangkan pohon muda yang dimaksud adalah pohon muda yang ditanam dari biji, yang diperkirakan diameternya sudah cukup untuk menampung tempelan mata tunas. 

Selanjutnya tempelan ini dibungkus dengan plastik agar tidak masuk embun atau bahkan air yang dapat memengaruhi proses penempelan kedua bagian tanaman tadi.  Cara enten (menyambung) Teknik enten atau menyambung adalah dengan cara menyambung pucuk (entres) pohon tua dengan tanaman muda yang ditanam dari biji (rootstock). Tentu saja tanaman yang disambung masih merupakan satu kerabat, seperti terong telur dapat disambung dengan terong ungu dan terong hijau. Mangga manalagi dapat disambung dengan mangga irwin ungu atau kiojay, serta bidara arab dapat disambung dengan apel India.

Teknik Menyambung

Sama seperti okulasi tadi, kelebihan dari menyambung ini adalah tanaman baru akan kokoh karena memiliki akar tunggang yang kuat serta memiliki pucuk yang sudah tua sehingga mempercepat masa panen. 

Teknik merunduk 

Cara terakhir pada perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif buatan adalah merunduk. Cara ini dapat dilakukan pada tanaman bunga melati. Bagian sulur yang memanjang ditahan ke tanah dengan menggunakan kayu atau bahan lainnya, lalu ditimbun dengan tanah. Setelah beberapa minggu, bagian tersebut akan menumbuhkan akar. Jika akarnya sudah cukup banyak, bagian tersebut dapat dipotong dan siap tumbuh menjadi tanaman baru. 


Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perkembangbiakan Tumbuhan secara Vegetatif Buatan", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/skola/read/2022/06/30/150000069/perkembangbiakan-tumbuhan-secara-vegetatif-buatan?page=2.

Editor : Serafica Gischa

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

Senin, 17 Oktober 2022

TURNAMEN PERDANA PB ALMUNAWWARAH

PB. AL-MUNAWARAH SIMPANG RIMBO SIAP MENGGELAR TURNAMEN PERDANA

Jambi(17/10)- PB. Al-Munawwarah yang merupakan persatuan bulutangkis pemuda di lingkungan masjid Al-Munawwarah, RT.48 Kelurahan Kenali Besar Kota Jambi siap menyelenggarakan turnamen untuk pertama kalinya. Saat ini, PB Al-Munawwarah memiliki anggota aktif sekitar 25 orang. 

Berbagai persiapan sudah dilakukan, seperti pengecatan lapangan baik lantai maupun garis lapangan, mengganti net serta menambah jumlah lampu untuk penerangan. 

Dari pemantauan kami (Penulis) pada Minggu siang (16/10), memang terlihat adanya kesiapan itu seperti lapangan yang terlihat baru dicat, adanya umbul-umbul, serta kondisi lingkungan lapangan yang bersih dari rumput. Hal ini dibenarkan oleh mas Bams, salah satu internet marketer terkenal Jambi yang juga berdomisili di lingkungan masjid. "Sejauh ini kami telah melakukan perbaikan disana sini sebagai persiapan untuk menyelenggarakan lokal turnament yang pertama kalinya" terang beliau. 

Senada dengan hal ini, Ustadz Fahruji - Guru PAI di salah satu SMK di kota Jambi yang merupakan salah satu imam di masjid ini, beliau juga merupakan pemain aktif di PB Al-Munawwaroh menyebutkan bahwa anggota sangat antusias untuk mengikuti turnament ini. beliau menyebutkan: 

"Alhamdulillah ya, sejak kami munculkan wacana ini. respon anggota sangat positif, tak hanya anggota PB tapi juga masyarakat sekitar. selain itu, kami juga disupport para tetua kampung disini seperti pak Hazil Aima yang merupakan salah satu anggota DPRD Merangin yang juga pengurus masjid sini, juga para tetua kampung lainnya. doakan saja semoga turnamen ini berjalan baik" ucap beliau. 

Direncanakan, turnamen ini menggunakan sistem fase group dilanjutkan sistem gugur pada quarter final hingga final nanti.  Diperkirakan turnamen ini memakan waktu selama satu pekan, namun bisa saja lebih dari itu mengingat lapangan tempat dilaksanakannya turnamen ini merupakan lapangan terbuka yang diberi lantai semen yang di-cor. 

Turnamen lokal ini dijadwalkan dimulai pada 23 hingga 30 Oktober 2022 pada setiap malam sehabis waktu Isya.

(MF,17/10)