Mabar di Kelas Mengurangi Jajan dan Memupuk
Rasa Kebersamaan
Oleh: M. Faisal, S.Pd.I (Guru SD Negeri
214/IX Bukit Jaya, Kecamatan Bahar Selatan)
Apa yang terlintas di pikiran pembaca saat
melihat tulisan atau mendengar kata “Mabar”? Istilah yang kini sedang populer
di kalangan penghobi game online, dalam dunia game online tersebut, mabar
adalah singkatan dari “main Bareng” atau bermain game bersama-sama. Tenang,
tulisan ini bukan menggiring pembaca ke arah itu, untuk lebih jelasnya, yuk
kita baca hingga akhir!.
Mempertahankan slogan “Clean and
Healthy” di lingkungan sekolah bukanlah perkara gampang, mau tidak mau sekolah harus memperhatikan semua aspek,
termasuk masalah makanan dan minuman siswa.
Sekolah Dasar Negeri 214/IX Bukit Jaya
merupakan salah satu sekolah yang memiliki akses khusus, baik alat transportasi
umum, listrik maupun internet; Terbatas dari segi alat transportasi disini
karena letak desa yang berada di salah satu titik ujung selatan Kabupaten Muaro
Jambi, Kendaraan yang masuk ke wilayah ini hanyalah yang berkepentingan untuk
datang ke desa ini semata, sebab tidak ada lagi desa lain setelahnya yang
terhubung melalui transportasi darat. Terbatas listrik, hampir setiap hari di
wilayah ini mendapatkan giliran pemadaman secara reguler, belum lagi karena
faktor alam seperti saat musim hujan. Terbatas akses internet, sebab hanya ada
dua provider seluler yang dapat diakses oleh warga setempat.
Keterbatasan di atas bukanlah merupakan masalah yang serius di sekolah ini,
justru penanganan sampah dan kesehatan siswa menjadi pekerjaan rumah yang
serius yang harus dipikirkan oleh warga sekolah. Sampah dari plastik jajanan
berserakan di setiap sudut sekolah, terlebih setelah jam istirahat usai. Masalah
lainnya yaitu kesehatan siswa, beberapa siswa seringkali mengalami sakit perut
setelah mengkonsumsi jajanan dari luar sekolah. Dari permasalahan inilah,
Kepala sekolah membuat peraturan tentang penertiban kantin, mulai dari
penertiban bangunan kantin, hingga menertibkan jenis jajanan apa saja yang
dilarang dan dibolehkan untuk dijual.
Selaras dengan program tersebut, rekan saya, Pak Karmunit yang merupakan guru kelas 3A memiliki inisiatif yang sangat baik terkait pengurangan sampah dan pencegahan penyakit yang kemungkinan ditimbulkan dari jajan sembarangan, dia mengajak siswa di kelasnya untuk melaksanakan program “Makan Bareng” atau makan bersama (Mabar) setiap hari di dalam kelas. Para siswa diberi informasi untuk selalu membawa bekal makanan dari rumah, bekal disini berupa nasi putih dan lauk yang cukup. Tentu saja kegiatan ini sudah diberitahukan kepada orangtua siswa sebelumnya sehingga berjalan dengan baik. Kegiatan ini juga mendapat apresiasi yang baik dari kepala sekolah lalu menjadi kegiatan yang diikuti oleh anggota kelas lainnya.
Kegiatan “Makan Bareng” atau makan
bersama (Mabar) ini dilaksanakan pada saat jam istirahat yakni pada
pukul 09.35 WIB. Guru kelas bersama para siswa duduk melingkar di lantai yang
bersih, lalu membaca do’a bersama sesuai ajaran agama yang mereka anut, lalu
makan bersama dengan bekal masing-masing yang mereka bawa dari rumah. Tak
jarang mereka saling bertukar makanan atau berbagi makanan sehingga menjadi
keseruan tersendiri bagi mereka.
Manfaat kegiatan ini adalah terciptanya
rasa kebersamaan dan kekeluargaan antar sesama anggota kelas, terjaminnya
kesehatan makanan karena dimasak di rumah oleh orang tua masing- masing, serta
sebagai upaya pencegahan penyakit yang dapat timbul dari jajan sembarangan.
Kini, di semester pertama tahun ajaran 2023/2024 ini, setiap kelas sudah
melaksanakan kegiatan ini.